Indonesia–Swedia Perkuat Kolaborasi di Bidang Kesehatan

Jakarta, 26 Mei 2025
Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) menggelar pertemuan penting yang mempererat kerja sama bilateral di bidang kesehatan antara Indonesia dan Swedia, Senin (26/5). Acara ini dihadiri oleh Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dr. Dante Saksono Harbuwono; Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg Johansson; serta delegasi dari pemerintah dan institusi kesehatan Swedia.
Wakil Menteri Kesehatan RI, mengungkapkan bahwa kunjungan ini mencerminkan hubungan diplomatik yang erat antara Indonesia dan Swedia, yang telah terjalin sejak tahun 1950.
“Swedia dikenal dengan sistem kesehatannya yang inklusif, berpusat pada manusia, dan berkelanjutan. Kita berharap dapat belajar dan bekerja sama untuk memperkuat sistem kesehatan di Indonesia,” ujar Prof. Dante.
Ia menyampaikan bahwa kolaborasi kedua negara akan mencakup berbagai bidang strategis, seperti pendidikan kedokteran, layanan kanker, perawatan gawat darurat dan kritis, serta kesehatan ibu dan anak.
“RSCM, sebagai rumah sakit pendidikan yang terafiliasi dengan Universitas Indonesia, memiliki peran sentral dalam pengembangan kebijakan kesehatan dan pengobatan spesialis di Indonesia. Kemajuan dalam bidang kesehatan tidak mungkin dicapai sendiri, tapi melalui kemitraan yang erat,” tegas Prof. Dante.
Kementerian Kesehatan RI juga menyambut baik peluang kerja sama dengan Swedia di bidang digitalisasi layanan kesehatan dan pengembangan solusi kesehatan berkelanjutan.
“Kami berharap kemitraan ini memberikan dampak nyata, tidak hanya bagi Indonesia, tetapi juga bagi komunitas global,” ungkapnya.
Menteri Kesehatan Swedia, Acko Ankarberg Johansson, menyampaikan apresiasi kepada tenaga kesehatan RSCM atas dedikasi mereka dalam memberikan layanan yang penuh harapan dan kesembuhan bagi pasien. Ia juga menekankan bahwa kunjungan ini menjadi bagian dari peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Swedia.
“Kerja sama antara Indonesia dan Swedia mencakup riset medis, pengembangan layanan klinis, dan peningkatan kapasitas sumber daya manusia di bidang kesehatan,” ujar Johansson.
Ia menambahkan bahwa sistem kesehatan yang kuat sangat penting, mengingat penyakit dapat datang kapan saja. Oleh karena itu, diagnosis dini dan pengobatan yang tepat menjadi kunci dalam penanganan berbagai penyakit.
“Pengobatan presisi dan kombinasi terapi menjadi pendekatan penting untuk meminimalkan dampak penyakit,” jelasnya.
Pertemuan ini diharapkan menjadi tonggak awal kerja sama strategis antara Indonesia dan Swedia, yang berorientasi pada peningkatan kualitas layanan kesehatan dan penguatan sistem kesehatan yang tangguh, inklusif, dan berkelanjutan.
—
Berita ini disiarkan oleh Biro Komunikasi dan Informasi Publik, Kementerian Kesehatan RI. Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi Halo Kemenkes melalui hotline 1500-567, SMS 081281562620, atau email kontak@kemkes.go.id. (D2/SK)
Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik
Aji Muhawarman, ST, MKM